Jumat, 24 Januari 2014

Kisah Sukses Chairul Tanjung si Anak Singkong



Pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962 yang kini dikenal sebagai pendiri sekaligus pemimpin, CT Corp (sebelum 1 Desember 2011 bernama Para Group) merupakan putra dari A.G. Tanjung dan Halimah. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama di sebuah surat kabar kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena tulisannya dianggap berbahaya dan berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit. 
Setelah lulus dari SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981, Chairul melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia (fakultas kedokteran gigi). ketika kuliah dia dikenal sebagai murid yang sangat baik hal ini terbukti saat ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional periode 1984-1985. Naluri pengusaha mulai muncul dalam dirinya saat ia menjadi Mahasiswa, untuk membiayai kuliahnya yang cukup besar dia berjualan buku kuliah stensilan dan kaos selain itu Ia juga pernah membuka usaha foto kopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi usahanya ini tidak berhasil. 

Beliau sangat piawai membangun jaringan dan berorganisasi yang membuat bisnisnya semakin berkembang. Setelah keluar dari PT Pariarti Shindutama Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: yaitu keuangan, properti, dan multimedia. Ia pun mendirikan sebuah kelompok perusahaan dengan nama Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai fatherholding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo(media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).Di bawah para group, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di berbagai bidang diantaranya :
Para Group mempunyai beberapa unit usaha, yaitu:
  • Mega Corpora
  • Perbankan
  • PT Bank Mega Tbk (Bank Mega)
  • PT Bank Syariah Mega Indonesia (Bank Mega Syariah)
  • Asuransi
  • PT Asuransi Jiwa Mega Life
  • PT Asuransi Umum Mega
  • Pasar modal
  • PT Mega Capital Indonesia
  • Pembiayaan
  • PT Para Multifinance
  • PT Mega Auto Finance
  • PT Mega Central Finance
  • Trans Corp
  • Trans Corpora Media
  • PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
  • PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
  • PT Agranet Multicitra Siberkom (DetikCom)
  • PT Trans Lifestyle
  • PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
  • PT Trans Fashion
  • PT Trans Mahagaya


Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting.
Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha,seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.


Sumber : http://artikelpengusahamuslim.blogspot.com/2013/05/kisahteladan-kisah-sukses-chairul.html




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hiiiiiiiiiiiiiiiiiii...